Beberapa emiten telekomunikasi dan menara telekomunikasi terpantau terbang hingga lebih dari 8% pada perdagangan sesi II Selasa (19/11/2024) atau 30 menit sebelum penutupan perdagangan hari ini, di tengah investor yang kembali memburu beberapa emiten telekomunikasi.
Per pukul 15:37 WIB, terpantau ada lima saham telekomunikasi dan menara telekomunikasi yang cerah bergairah pada sesi II hari ini.
Saham PT Indosat Tbk (ISAT) menjadi yang paling kencang penguatannya yakni terbang 8,93% ke posisi Rp 2.440/unit.
Sedangkan saham telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga melejit 8,88% menjadi Rp 2.820/unit.
Berikut pergerakan saham emiten teknologi pada perdagangan sesi II hari ini.
Tampaknya investor domestik kembali melirik saham-saham telekomunikasi di RI, terutama saham TLKM pada awal pekan ini.
Selama sepekan terakhir, sesuai data RTI, asing mencatatkan jual bersih saham TLKM di semua pasar senilai Rp 1,9 triliun dengan volume saham yang berpindah tangan sejumlah 727,9 juta saham. Frekuensi transaksi sebanyak 78.443 kali.
Tekanan jual asing sempat memberikan tantangan hebat kepada saham TLKM lantaran porsi mereka yang cukup signifikan mencapai 70-80% terhadap saham perseroan yang beredar di publik. Tak heran, saham TLKM mengalami bearish pada periode sepekan tersebut.
Namun, memasuki awal perdagangan pekan ini, saham TLKM kembali diborong oleh investor domestik terpantau membukukan beli bersih hingga mencapai Rp 236,8 miliar dan tekanan dari jual bersih asing melandai di Rp 176 miliar.
Aksi serbu lagi investor di saham TLKM tersebut menandai asa kebangkitan TLKM.
Raksasa telekomunikasi pelat merah tersebut tercatat getol menebar dividen jumbo dengan dividend payout ratio (DPR) di level 60-90%.
TLKM juga tergolong emiten dengan kinerja stabil diukur dari sisi top line maupun bottom line. Dalam tiga tahun terakhir, Telkom mampu mempertahankan pendapatan di kisaran Rp 143-149 triliun dengan laba bersih di posisi Rp 20-24 triliun, serta rasio capex konsisten di level 25-30% atau setara Rp 30-35 triliun dari pendapatan perusahaan.
Di lain sisi, prospek saham telekomunikasi juga masih cenderung positif kedepannya karena terdongkrak oleh adanya teknologi artifical intelligence (AI) dan prospek pembangunan menara telekomunikasi bagi emiten tersebut kedepannya.