Ternyata Ini Alasan Bulog Harus Buru-Buru Numpuk 2 Juta Ton Beras

Menko Pangan Zulkifli Hasan didampiki Mendagri Tito Karnavian, Mentan Amran Sulaiman, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi  dan, Direktur Utama Perum Bulog Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetyadalam jumpa pers terkait penugasan kepada Perum Bulog di Jakarta, Kamis (13/2/2025). (Dok Kemenko Pangan)

Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengaku khawatir akan ada kenaikan harga beras jelang Ramadan dan Lebaran tahun 2025 nanti. Hal itu diungkapkan Zulhas saat jumpa pers usai rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Perum Bulog Mayjen Novi Helmy, dan Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi.

Adapun agenda rakortas tersebut salah satunya yakni terkait stok beras di Bulog saat menghadapi lonjakan konsumsi dan harga beras menjelang Ramadan dan Lebaran. Bulog diperintahkan melakukan penyerapan beras dari produksi petani dalam negeri sebanyak 2 juta ton selama periode bulan Februari-April 2025. 

“Jadi kita akan menghadapi Lebaran. Dikhawatirkan Lebaran biasanya harga akan naik. Tapi ini kita punya pekerjaan besar,” ujar Zulhas.

Oleh karena itu, Zulhas meminta Dirut Bulog memastikan serapan gabah kering panen (GKP) sesuai harga pembelian pemerintah, yakni Rp 6.500 per kilogram.

“Saya sudah minta Pak Dirut Bulog agar benar-benar menjalankan tugas ini dengan baik,” ujarnya.

Jika target 2 juta ton tercapai, pemerintah akan memiliki keleluasaan dalam melakukan intervensi. Salah satunya melalui penyaluran beras lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Nanti kalau SPHP itu ya, kalau sudah Bulog berhasil membeli dengan sampai 1,5 juta, kemudian kelihatan harga gabah sudah di atas Rp6.500, baru nanti SPHP dan bantuan pangan bisa kita lakukan,” kata Zulhas.

Di sisi lain, Zulhas mengingatkan akan menindak tegas bagi pihak yang membeli gabah dari petani di bawah harga yang sudah ditetapkan pemerintah yakni Rp 6.500 per kg.

“Penggilingan padi harus membeli gabah dari petani sekurang-kurangnya Rp 6.500,” ujar Zulhas.

“Saya minta jangan main-main, kalau nggak nanti bisa dipanggil Polres tuh, karena itu sudah instruksi presiden sebesar Rp 6.500, tidak boleh ditawar-tawar, siapapun yang beli,” tambah Zulhas.

Ia juga meminta stakeholder terkait untuk turut mengawasi proses penyerapan gabah petani selama musim panen berlangsung.

Adapun pengawasan itu akan melibatkan Kementerian BUMN, Kementerian Dalam Negeri, dan TNI-Polri. Zulhas juga meminta Kementerian Dalam Negeri menginstruksikan jajaran pemerintah daerah untuk turut mengawasi penyerapan seminggu sekali.

Sebelumnya, Bulog siap menyerap gabah petani pada panen raya yang diperkirakan berlangsung pada Februari, Maret, dan April.

Bulog bersedia dan siap menyerap sesuai ketetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada 2025, yakni Rp6.500 per kg.

Selain itu, pada musim panen periode tersebut, Bulog juga ditargetkan menyerap lebih dari 2 juta ton gabah petani.

“Ditargetkan Februari, Maret, April, Bulog harus mampu menyerap di atas 2 juta ton ya, secara bertahap,” ujar Zulhas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*