
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) memperluas layanan perawatan pesawat atau aircraft services (ACS) dengan menjangkau sektor penerbangan sipil (general aviation) dan komersial, sebagai bagian dari strategi diversifikasi bisnis dan penguatan industri Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) nasional.
Kepala Divisi Perawatan, Pusat Perakitan dan Modifikasi PTDI, Daud Zaini, di Bandung, Sabtu, mengatakan langkah ekspansi ini menandai pergeseran signifikan dari dominasi layanan pesawat militer menuju pasar sipil yang lebih luas.
Saat ini, kata dia, PTDI telah menangani berbagai pekerjaan MRO untuk pesawat privat dan komersial di fasilitas hanggarnya di Bandung, dengan pelayanan berbagai jenis pekerjaan mulai dari pengecatan (painting), penggantian kursi (seat replacement), modifikasi kabin, hingga perawatan besar (C-Check), termasuk untuk pesawat narrow body.
“Baru-baru ini kami menyelesaikan pekerjaan pengecatan dan peremajaan interior pesawat Airbus A319 milik maskapai Aero Dili asal Timor Leste. Sementara saat ini, sedang berlangsung perawatan C-Check untuk Airbus A320 milik Citilink Indonesia,” kata Daud Zaini.
Perawatan A320 Citilink tersebut, kata Daud Zaini, merupakan hasil kerja sama antara PTDI dan GMF AeroAsia, sebagai bagian dari penguatan sinergi antar industri MRO nasional. Kolaborasi ini mencakup pelatihan teknis, pengembangan alat bantu kerja, dan peningkatan kapasitas tenaga kerja.
Seluruh layanan ACS PTDI dilaksanakan di fasilitas berstandar internasional yang telah memiliki sertifikasi Aircraft Maintenance Organization (AMO) dan Design Organization Approval (DOA) dari Direktorat Kelaikudaraan Kementerian Perhubungan, serta sistem manajemen mutu ISO 9001 dan AS/EN 9110.
Menurut Daud, permintaan layanan dari sektor general aviation meningkat, termasuk untuk pesawat jenis Boeing Business Jet (BBJ), Gulfstream, dan Embraer. Layanan yang diberikan meliputi pengecatan livery baru hingga pekerjaan lanjutan sesuai kebutuhan pelanggan.
“Hingga saat ini, lebih dari 50 pelanggan dari tiga benua telah menggunakan layanan kami. Ini menjadi bukti pengakuan atas kapabilitas kami di sektor MRO,” ujarnya.
PTDI juga, kata dia, tengah mengupayakan perolehan otorisasi dari otoritas penerbangan internasional (foreign authority approval) guna memperluas cakupan pasar secara global dan meningkatkan daya saing di industri regional. Ekspansi ini juga menjadi respons atas kebutuhan domestik yang tinggi.
“Sayangnya, banyak perawatan pesawat komersial dan jet pribadi Indonesia yang masih dilakukan di luar negeri. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi kami,” kata dia.
Daud juga menambahkan bahwa PTDI menargetkan hanggar Bandung menjadi pusat layanan MRO terpadu yang melayani berbagai segmen pesawat, sekaligus mendukung kemandirian industri dirgantara nasional.