Presiden Amerika Serikat (AS) sudah memberi ancang-ancang bakal memperketat produk atau barang impor khususnya dari China. Kebijakan ini diperkirakan bakal membuat produk dari China membanjiri pasar negara lain termasuk Indonesia.
Di sisi lain, kebijakan ini diyakini akan membawa berkah buat Indonesia. Pabrik-pabrik di China diprediksi bakal eksodus, dan Indonesia bisa jadi salah satu tujuannya.
Pemerintah kini menyiapkan langkah menghadapi efek kebijakan Trump dan bersiap menampung industri dari China agar bisa masuk ke Indonesia.
“Kemenperin (Kementerian Perindustrian) saat ini sedang melakukan assessment mengenai dampak perubahan geopolitik terhadap industri manufaktur nasional. Terkait dengan isu impor, Kemenperin mendorong agar kebijakan relaksasi impor itu dicabut,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief di Kemenperin, Kamis (30/1/2025).
“Kemenperin sedang menyiapkan beberapa kawasan industri untuk menampung relokasi pabrik dari China ke Indonesia, beberapa kawasan industri yang bisa menjadi lokasi tempat produksi industri yang relokasi dari China. Tentu juga kami berharap disiapkan insentif bagi industri yang relokasi terutama dari China ke Indonesia,” tambahnya.
Sebelumnya pada Juli 2018, Trump pernah ‘memerangi’ China dengan mengenakan tarif sebesar 34 miliar dolar (sekitar Rp556 triliun) pada barang-barang China yang masuk ke AS. Trump beralasan bea tersebut untuk melindungi keamanan nasional dan ekonomi AS.
China membalasnya dengan mengenakan tarif serupa terhadap produk-produk AS yang masuk ke China. Sejak itu, AS dan China terus menerapkan bea masuk yang mahal terhadap barang-barang satu sama lain.
Sejarah perang dagang AS-China ini telah membuat khawatir banyak pihak setelah Trump yang kini menjabat lagi sebagai Presiden AS.