Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki banyak rencana aksi korporasi untuk perusahaan pelat merah yang belum terealisasi seperti pembentukan holding hingga pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, IPO dan rencana merger saat ini belum dapat terlaksana hingga pemerintahan baru berganti.
“Merger BUMN Karya juga menunggu pemerintahan yang baru, tapi tetap dikejar mudah-mudahan tahun ini,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (20/8).
Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN hendak melebur 7 BUMN karya menjadi 3 perusahaan. Targetnya pada tahun ini konsolidasi PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam satu holding dapat rampung.
Nantinya PT Hutama Karya akan berperan sebagai induk dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai anak.
“Oktober lah mudah-mudahan bisa terlaksana,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pembentukan holding BUMN Karya dilakukan agar setiap perusahaan memiliki spesialisasi dan menghindari persaingan di sektor serupa. Dengan demikian kinerja keuangan perusahaan BUMN karya dapat kembali sehat.
Sebelumnya Menteri BUMN ErickThohir mengatakan bahwa Hutama Karya dan Waskita Karya akan berfokus pada proyek jalan tol, non-tol, institusional building, dan juga residential commercial.
Sementara itu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) akan berfokus pada proyek seaport, airport, dan akan tetap masuk di residensial karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya.
Lalu penggabungan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) dan PT Nindya Karya (Persero) akan berfokus pada proyek pembangunan infrastruktur air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lainnya.