Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menganggap pertumbuhan ekonomi Indonesia memang terjadi perlambatan pada kuartal III-2024, menjadi 4,95% secara tahunan (yoy) dari kuartal II-2024 sebesar 5,05%.
Namun, ia menganggap, perlambatan ekonomi Indonesia ini masih cukup baik karena masih ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh 9,09% dari sebelumnya hanya tumbuh 8,18%, dan investasi yang tumbuh 5,15% dari kuartal II-2024 tumbuh 4,43%.
Ia juga menganggap, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode itu sebetulnya masih ditopang oleh kuatnya konsumsi kelompok masyarakat menengah dan atas.
“Tentu saja ekspor masih baik, investasi cukup tinggi, dan konsumsi khususnya kelompok menengah atas yang cukup baik,” kata dia saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Namun, ia mengatakan, daya konsumsi rumah tangga untuk kelompok bawah lah yang menjadi pemicu perlambatan ekonomi. Sebagaimana diketahui, konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2024 hanya tumbuh 4,91% dari sebelumnya 4,93%.
“Konsumsi kelompok bawah itu yang menjadi harus terus didorong,” ucap Perry.
Secara keseluruhan tahun, ia pun meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 masih akan mampu tumbuh di level 5,1%, lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang hanya sebesar 5,05%.
Motor pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun ia katakan masih akan bersumber dari kinerja ekspor Indonesia, diiringi dengan tingginya pertumbuhan investasi.
“Secara keseluruhan kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,7-5,5%, kurang lebih sekitar 5,1%,” tegasnya.