
Tarif 50 persen Amerika Serikat (AS) atas produk-produk Brasil akan menaikkan biaya setiap pesawat Embraer hampir 9 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.281), kata CEO perusahaan kedirgantaraan Brasil itu pada Selasa (15/7).
Dia, menyebut tarif tersebut berpotensi mendekati embargo yang dapat mengganggu hubungan perdagangan.
Francisco Gomes Neto, presiden sekaligus CEO produsen pesawat Brasil Embraer, menyatakan bahwa pajak tinggi ini, yang akan mulai berlaku pada 1 Agustus, mengancam akan membuat ekspor Embraer ke AS menjadi tak laik, dengan skala gangguan yang setara dengan dampak pandemi COVID-19.
Presiden Embraer itu menegaskan bahwa AS adalah pasar utama perusahaan itu, dan jika tarif 50 persen ini diterapkan, tidak ada pasar alternatif yang bisa langsung menggantikan permintaan yang hilang.
Menurut data perusahaan, klien AS menyumbang 45 persen dari ekspor pesawat maskapai komersialnya dan 70 persen dari ekspor jet eksekutifnya.
Tarif 50 persen ini juga berpotensi merusak stabilitas unit-unit manufaktur Embraer di Brasil maupun AS serta rantai pasokannya di Amerika, tambah Gomes Neto.
Telah beroperasi di AS selama 45 tahun, Embraer mempekerjakan sekitar 3.000 orang di sejumlah anak perusahaannya di negara tersebut, termasuk pusat manufaktur dan layanan.
Gomes Neto menjelaskan bahwa tarif 50 persen akan menambah biaya produksi setiap pesawat sebesar 50 juta real Brasil (1 real Brasil = Rp2.929), menghasilkan kenaikan tahunan sebesar 2 miliar real Brasil untuk produsen pesawat itu.
Dengan mempertimbangkan rencana pertumbuhan Embraer hingga 2030, dampak potensial tarif ini bisa mencapai 20 miliar real Brasil.
Meski mendapat tekanan, sang CEO menyatakan optimisme terkait negosiasi yang sedang berlangsung antara Brasil dan AS.
Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu mengumumkan akan memberlakukan tarif 50 persen atas ekspor Brasil.