Rupiah lanjut menguat dengan signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditengarai akibat inflasi AS yang melandai serta dana asing yang masuk ke dalam negeri.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah pada pukul 10:07 WIB menguat 1% di angka Rp15.670/US$ pada hari ini, Rabu (14/8/2024). Posisi ini juga merupakan yang terkuat sejak 21 Maret 2024 atau sekitar empat bulan terakhir.
Sementara indeks dolar AS (DXY) relatif naik tipis 0,04% ke angka 102,6.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada September 2024 semakin kencang setelah data inflasi Produce Price Index (PPI) AS yang tampak melandai baik dari sisi headline maupun inflasi inti.
Untuk diketahui, PPI AS naik tipis 0,1% pada periode Juli setelah naik 0,2% tanpa revisi pada Juni, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PPI naik 0,2%. Dalam 12 bulan hingga Juli, PPI meningkat 2,2% setelah naik 2,7% pada Juni.
Ketika The Fed benar-benar menurunkan suku bunganya, maka tekanan terhadap rupiah akan semakin minim.
Selain itu, Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menyampaikan bahwa kondisi yang ada saat ini terjadi adalah inflow ke emerging market seperti Indonesia karena pasar keuangan Indonesia dipandang menarik karena menawarkan imbal hasil yang relatif tinggi, dan dibarengi dengan kondisi fundamental yang relatif baik.