Kerusuhan Meletus di Inggris, Warga RI Diberi Peringatan!

Foto: Seorang pengunjuk rasa mengarahkan jarinya ke arah seorang petugas polisi selama protes ‘Cukup Sudah’ di Whitehall, London, Rabu 31 Juli 2024, menyusul penusukan fatal tiga anak di sebuah klub liburan bertema Taylor Swift pada hari Senin di Southport. (AP/Jordan Pettitt)

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London memberikan imbauan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Inggris dan Irlandia, menyusul kerusuhan berdarah di Sunderland pada Jumat (2/8/2024) waktu setempat.

KBRI London memperingatkan bahwa kerusuhan tersebut berpotensi meluas ke kota lain. Oleh karena itu KBRI Londong menghimbau kepada seluruh WNI yang berada di Inggris dan Irlandia untuk:

1. Mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktifitas di luar rumah

2. Mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat, serta terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas WNI setempat

3. Menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat pengumpulan massa atau kelompok demonstran

“Dalam keadaan darurat, hubungi 112 atau 999, atau hotline kekonsuleran KBRI London +447795105477 dan +447425648007,” dikutip dari akun Instagram KBRI London @indonesiainlondon, Minggu (4/8/2024).

MengutipAFP, sedikitnya delapan orang telah ditangkap

terkait kerusuhan di Sunderland yang telah membuat tiga polisi mengalami luka-luka. Kerusuhantersebut berkaitan dengan serangan penikaman yang menewaskan tiga bocah perempuan di wilayah Southport pada awal pekan ini.

Kepala Kepolisian Northumbria Inspektur Helena Barron dalam pernyataannya menyebut tiga polisi membutuhkan perawatan medis di rumah sakit setelah menghadapi tingkat kekerasan yang serius dan berkelanjutan di area Sunderland.

Adapun kerusuhan pecah di Sunderland 

setelah gerombolan massa yang terdiri atas ratusan orang mengamuk di pusat kota tersebut. Mereka menyerang polisi-polisi yang ada di lokasi dan membakar setidaknya satu mobil serta sebuah gedung yang terletak di sebelah kantor polisi setempat.

Selain itu, gerombolan pemuda mengenakan balaclava, atau penutup wajah, melemparkan batu bata dan benda-benda lainnya.

Kelompok-kelompok sayap kanan dituding sebagai dalang kerusuhan setelah serangan penikaman yang menargetkan anak-anak yang mengikuti kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport.

Kerusuhan ini dimulai setelah informasi keliru menyebar luas secara online mengenai identitas dan motif tersangka dalam pembunuhan di Southport, yang diidentifikasi sebagai Axel Rudakubana, remaja 17 tahun asal Cardiff dengan orang tua asal Rwanda.

Hakim Andrew Menary KC memutuskan bahwa nama Rudakubana harus dilaporkan untuk mencegah penyebaran disinformasi. Rudakubana dijadwalkan kembali ke pengadilan pada Oktober dengan tuduhan pembunuhan terhadap Alice Dasilva Aguiar (9 tahun), Elsie Dot Stancombe (7 tahun), dan Bebe King (6 tahun), serta percobaan pembunuhan terhadap 10 orang lainnya.

Masjid di Southport dan Hartlepool diserang oleh perusuh pada hari Selasa dan Rabu setelah rumor online yang tidak berdasar bahwa tersangka adalah Muslim. Di Manchester dan Aldershot, akomodasi pencari suaka menjadi target demonstran dengan membawa poster bertuliskan “deport mereka, jangan dukung mereka” dan “tidak ada apartemen untuk orang ilegal.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*