BI Luncurkan Blueprint Sistem Pembayaran RI 2030, Ada Rupiah

Foto: Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam Upacara Pembukaan FEKDI x KKI 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo secara resmi meluncurkan peta jalan lanjutan pengembangan sistem pembayaran Indonesia hingga 2030. Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) itu menjadi tahapan pengembangan BSPI 2019-2025.

“Peluncuran Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030, sebagai kelanjutan BSPI 2019-2025, untuk akselerasi digitalisasi pembayaran nasional,” kata Perry dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital dan Karya Kreatif Indonesia di Jakarta Convention Center, Kamis (1/8/2024).

Dengan pengembangan lanjutan BSPI ini, Perry mengatakan, Bank Indonesia akan mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran nasional yang difokuskan pada lima inisiatif utama.

“Lima fokus utama itu ialah modernisasi infrastruktur pembayaran retail, wholesale, dan data, konsolidasi industri pembayaran nasional, inovasi dan akseptasi digital, perluasan kerja sama internasional, dan pengembangan rupiah digital,” ujar Perry.

Foto: Presiden Joko Widodo dan sejumlah Kabinet Menteri Indonesia Maju menabuh Gonrang sipitupitu sebagai simbolis Upacara Pembukaan FEKDI x KKI 2024. (Tangkapan Layar Youtube Bank Indoensia)

Tahap awal BSPI 2025 sebelumnya telah diluncurkan Perry pada 2019 silam dengan fokus pada lima visi sistem pembayaran Indonesia, yakni integrasi ekonomi-keuangan digital nasional; pemanfaatan data digital bisnis keuangan perbankan; interlink antara fintech dengan perbankan; inovasi digital, mitigasi risiko, dan perlindungan konsumen, serta perluasan sistem pembayaran lintas negara.

Pengembangan rupiah digital pun kini telah masuk ke dalam fokus pengembangan BSPI 2030 itu. Rupiah digital kata Perry kini dalam tahap finalisasi proof of concept atau validasi konsep. Dalam tahap ini, Perry mengatakan, BI tengah mematangkan teknologi apa yang digunakan apakah tersentralisasi atau desentralisasi.

“Kita sedang dalam proses memilih dengan dukungan teknologi apakah rupiah digital kita tersentralisasi atau terdesentralisasi, bagaimana kita harus ke wholesaler dan retailer, bagaimana ini akan dilisensikan atau ini bisa didistribusikan ke ritel,” ucap Perry.

“Ini yang sedang kita proses untuk rupiah digital, untuk mempersiapkan ke depannya penggunaan rupiah digital,” ucap Perry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*