Indonesia disebut unik dalam hal konvergensi dibandingkan negara lain. Di Amerika, Eropa, semua itu berawal dari fixed network, baru kemudian mobile menyusul.
“Kalau di Amerika, di Eropa, semua itu bicara mulai dari konektivitas dari fixed network. Jadi semua kabel itu sudah masuk ke rumah, itu pertama dulu, kemudian mobile menyusul,” ujar Vice President Corporate Strategy, Innovation, Sustainability and Marketing Telkomsel, Endra Diputra saat Media Gathering di Jakarta, Rabu (7/8/2024).
“Agak sedikit berbeda dengan Indonesia yang 15, 16, 17 ribu pulau. Hal pertama yang terjadi di Indonesia adalah konektivitas melalui mobile,” imbuhnya.
Menurut data sampai sekarang total pelanggan fixed yang ada di Indonesia sekitar 12 jutaan.
“Tapi di sinilah potensinya, kalau semua di antara kita sekarang sudah punya mobile.
Bicara tentang fixed network, total penetrasi dari 72 juta rumah tangga baru sekitar 12-17%, atau sekitar 12 juta. Dan Telkomsel lewat Indihome memiliki market share sekitar 67%.
Salah satu cita-cita Telkomsel, kata Endra, adalah mencoba menggali lebih potensi yang ada di fixed network.
“Nah the next 10 million atau the next 11 million itu ada di penetrasi fixed. Nah ini cita-citanya Telkomsel. Kalau mobile sudah sangat prime, tetapi fix masih belum. Ini yang mau kita coba kerjakan di tahun yang akan datang,” jelasnya.
Adapun esensi dan tujuan utama konvergensi adalah tentang konsumen. Sebanyak 52% konsumen mengatakan lebih berminat dengan layanan konvergensi, di mana fixed dan mobile itu jadi satu dibandingkan hanya sendiri-sendiri.
Selain konsumen, dari segi bisnis berdasarkan data kalau operator hanya mengerjakan mobile saja, maka pertumbuhannya hanya 2,6% sampai 3%. Tapi ketika melebur jadi satu, integrated operator mengalami growth lebih tinggi, yakni 3,5%, dan seterusnya.
“Jadi belasan kalian lipat dibandingkan dengan kalau sendirian.” pungkasnya.