Bukan Perbankan, 5 Saham BUMN Ini Justru Jadi Top Gainers

Logo Kementerian BUMN. (Tangkapan Layar Youtube Kementerian BUMN)

Bukan saham perbankan yang masuk dalam jajaran Top Gainers saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pergerakan sebulan, justru melainkan saham-saham konstruksi hingga transportasi yang masuk dalam jajaran Top Gainers.

Dalam pergerakan sepanjang April 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja pergerakan yang sangat baik dengan melesat hingga 3,83% dan mendarat di level 6.438,27 pada perdagangan Kamis (17/4/2025).

Performa IHSG yang cukup baik pun ditopang oleh kenaikan beberapa saham termasuk saham-saham BUMN, namun justru kenaikan tersebut bukan ditopang oleh saham-saham perbankan Himbara, melainkan saham-saham konstruksi, transportasi dan komoditas emas.

Saham-saham konstruksi telah menunjukkan kenaikan yang signifikan, terutama saham-saham BUMN seperti ADHI, PTPP, dan KRAS. Kenaikan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk Penyertaan Modal Negara (PMN) yang meningkatkan modal kerja perusahaan.

Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk sektor konstruksi di tahun 2025 direncanakan untuk mendukung BUMN Karya dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis dan penguatan modal kerja. Pemerintah telah mengusulkan PMN senilai Rp 44,24 triliun untuk 16 BUMN, di mana BUMN Karya mendapatkan bagian signifikan.

Sementara itu kenaikan saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) didorong oleh peningkatan performa kinerja keuangan.

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatat, pendapatan usaha Garuda Indonesia secara konsolidasi di sepanjang tahun 2024 yang tumbuh 16,34% dari sebelumnya US$ 2,94 miliar atau setara Rp 48,40 triliun (asumsi kurs Rp 16.600/US$) menjadi US$ 3,42 miliar (Rp 56,77 triliun).

Pertumbuhan tersebut dikontribusikan secara merata pada seluruh lini pendapatan usaha Garuda Indonesia, di mana pendapatan penerbangan berjadwal mencatakan peningkatan sebesar 15,32% menjadi US$ 2,74 miliar dari tahun sebelumnya sebesar US$ 2,38 miliar.

Pendapatan penerbangan berjadwal tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan angkutan penumpang sebesar US$2,57 miliar atau naik 13,95%, serta angkutan kargo dan dokumen senilai US$164,70 juta atau naik 3,07%.

Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal mencapai US$333,75 juta atau naik 15,87% dari tahun 2023. Pertumbuhan tersebut salah satunya dikontribusikan oleh angkutan charter yang mencatatkan lonjakan hingga 101,06% menjadi US$106,27 juta, dari tahun sebelumnya sebesar US$52,86 juta.

Adapun aspek pendapatan lainnya turut tumbuh signifikan sebesar 25,79% menjadi US$ 340,37 juta dibandingkan pada tahun sebelumnya yang ditunjang oleh kinerja anak usaha Garuda Indonesia, di antaranya GMF AeroAsia yang menyumbang pendapatan pemeliharaan dan perbaikan pesawat sebesar US$ 102,71 juta, dengan peningkatan 18,54% YoY, serta Aerowisata yang berhasil mencatatkan pendapatan biro perjalanan sebesar US$ 40,96 juta, atau meningkat signifikan sebesar 37,12%.

Meskipun terdapat peningkatan pada aspek kinerja operasional di tahun 2024, Garuda Indonesia masih mencatatkan kerugian bersih sebesar US$ 69,78 juta, yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, diantaranya, beban usaha yang mengalami kenaikan sebesar 18,32%, yang salah satunya disebabkan oleh peningkatan beban pemeliharaan dan perbaikan pesawat, dimana pada tahun 2024 terdapat beberapa pesawat yang memasuki jadwal perawatan besar (overhaul).

Begitu juga dengan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang mencatatkan kinerja keuangan yang baik di sepanjang 2024. Kinerja keuangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam/ANTM) sepanjang 2024 jauh melampaui konsensus analis. Seiring dengan itu, saham ANTM mendapat angin untuk menuju target harga tinggi yang dipasang sejumlah analis.

BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) mencatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk (laba bersih) Antam naik 122% secara kuartalan menjadi Rp 1,4 triliun pada kuartal IV-2024. Ini membuat total laba bersih sepanjang tahun lalu melambung 19% menjadi Rp 3,6 triliun, mencapai 122% dan 132% dari proyeksi BRIDS dan konsensus analis.

Sementara itu, kuartal IV-2024, pendapatan melejit 30% menjadi Rp 25,9 triliun secara kuartalan. Alhasil, total pendapatan naik 69% menjadi Rp 69,2 triliun, setara 122% dari proyeksi BRIDS dan konsensus analis.

Antam juga mencetak kenaikan laba bersih dari perusahaan asosiasi sebesar Rp 349 miliar pada kuartal IV tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan per September Rp 340 miliar. Perseroan juga menikmati keuntungan kurs Rp 321 miliar vs rugi Rp 428 miliar pada kuartal sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*