Raksasa Minyak Jadi ‘Korban Baru’ Donald Trump: Chevron

Logo Chevron terlihat di sebuah pompa bensin di San Francisco, Senin, 23 Oktober 2023. (AP Photo/Jeff Chiu/File Foto)
Foto: Logo Chevron terlihat di sebuah pompa bensin di San Francisco, Senin, 23 Oktober 2023. (AP/Jeff Chiu/File Foto)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mencabut izin Chevron untuk beroperasi di Venezuela. Kebijakan ini dilakukan Trump setelah menuduh Presiden Nicolas Maduro tidak membuat kemajuan dalam reformasi elektoral dan pemulangan migran dari negaranya.

Dalam sebuah posting di Truth Social, Trump mengatakan bahwa ia “membatalkan konsesi” dari “perjanjian transaksi minyak, tertanggal 26 November 2022”. Chevron sebelumnya diberikan izin untuk beroperasi di Venezuela oleh pendahulu Trump, Joe Biden, sejak lebih dari dua tahun lalu.

Trump tidak menyebut nama Chevron dalam komentarnya, tetapi Washington memberi Chevron izin untuk beroperasi di sektor minyak Venezuela pada tanggal 26 November 2022. Itu adalah satu-satunya izin yang dikeluarkan pemerintah untuk Venezuela hari itu.

Pada awal Februari, Trump sempat mengatakan Caracas telah setuju untuk menerima semua migran Venezuela di AS secara ilegal dan menyediakan transportasi mereka kembali. Itu terjadi sehari setelah utusan AS Richard Grenell bertemu dengan Maduro di Caracas dan membawa kembali enam tahanan AS.

Trump juga mengatakan dalam unggahan bahwa Maduro tidak memenuhi “persyaratan elektoral” dan bahwa ia tidak akan memulangkan warga Venezuela ke Amerika Serikat dengan kecepatan yang telah disepakati. Trump tidak merinci apa yang ia maksud dengan “persyaratan elektoral”.

Perlu diketahui, dua kemenangan terakhir Maduro dalam pemilu dibantah oleh Washington. Pihak oposisi Venezuela juga mengatakan bahwa mereka memenangkan pemilihan presiden bulan Juli 2024 dengan telak. 

“Pemerintah AS telah membuat keputusan yang merusak dan tidak dapat dijelaskan dengan mengumumkan sanksi terhadap perusahaan AS Chevron,” kata Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez dalam sebuah pernyataan yang diposting di Telegram, seperti dikutip Reuters pada Kamis (27/2/2025).

Dia mengatakan “keputusan yang gagal seperti ini” telah mendorong migrasi keluar dari Venezuela. Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan untuk perincian lebih lanjut tentang komentar Trump.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio kemudian mengatakan pada X bahwa dia akan memberikan panduan kebijakan luar negeri untuk menghentikan semua lisensi minyak dan gas era Biden “yang secara memalukan telah membiayai rezim Maduro yang tidak sah”. Tidak jelas perusahaan mana yang akan terpengaruh, tetapi Departemen Luar Negeri dan Keuangan AS telah memberikan sejumlah lisensi dan otorisasi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk kepada perusahaan asing.

Chevron mengatakan pihaknya mengetahui postingan Trump dan sedang mempertimbangkan implikasinya. Chevron mengekspor sekitar 240.000 barel minyak mentah per hari dari operasinya di Venezuela, lebih dari seperempat dari seluruh produksi minyak negara itu.

Mengakhiri lisensi berarti Chevron tidak akan dapat lagi mengekspor minyak mentah Venezuela. Jika perusahaan minyak negara Venezuela PDVSA mengekspor minyak yang sebelumnya diekspor oleh Chevron, kilang minyak AS tidak akan dapat membelinya karena sanksi AS.

Sejak kembali menjabat pada Januari, Trump telah berulang kali mengatakan bahwa AS tidak membutuhkan minyak Venezuela dan membuka kemungkinan untuk mencabut izin operasi Chevron. Selama masa jabatan pertamanya, Trump menerapkan kebijakan sanksi “tekanan maksimum” terhadap pemerintah Maduro, terutama yang menargetkan bisnis energi Venezuela.

Slot Dana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*